Bantu aku menulis kata cinta, sunyiku pada pena.
Sebingkai meja berwarna coklat kelu dan berdebu
seakan lautan kata yang beku dalam dingin suhu.
Sepucuk kertas membentuk perahu, di layarnya teruntuk namamu.
Pena itu menggigil menulis rindu
Hanya genang tinta terbentuk
seperti teluk, melayarkan katakataku
ke samudera peluk.
Bantu aku menulis dengan sinar matamu
agar kutemukan nyala dalam unggun kata
atau jadilah rembulan di ranting aksara
mengganti tikaman gelap dengan kecup purnama.
Biarkan kuikat samarsamar cahayamu
menyatukan sejuta kalimat dalam lembarlembar puisi.
Lalu senyummu kujadikan majas
Agar makna semakin jelas
membebaskan airmata dari pernyataan
yang tak pernah pungkas.
Atau, jadilah kamu laut yang dalam dan biru
mengganti kalimatku yang dangkal dan berbatu.
Kuseberangi selat bibirmu, mengembara
hingga teluk jiwamu. Laguna yang teduh berangin
Sebuah jalan setapak membelah ombak.
Ombak di matamu.
Dinda,
kutulis puisi di keningmu, di bawah rambutmu yang teduh
dermaga tempat perahu rindu berlabuh.
2011